Rabu, 10 Juli 2013

Dalam Diam, Aku Ingin Mencintaimu Karena Allah Subhanahu Wata'ala






Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullah…
Bagaimana kabar dan keadaan kalian Ukhtiii… ^_^

Semoga, kita selalu berada dalam lindungan serta kasih sayang-Nya ya… {InsyaAllah}.
Mmmhhh… Lama yah, tidak menyapa kalian kembali. Jari-jari Ana mengatakan, “Ukhtiii ayo dong nulis lagii,,,” Hhe.. ^^. Alhamdulillah…, Ana masih diberikan kesempatan oleh Allah Subhanahu wata’ala, untuk dapat share pada kalian, tentang beberapa ilmu. Yang Insya Allah, ilmu ini dapat bermanfaat ya Ukhtii… ^_^
Alhamdulillah…, pada kesempatan ini, Ana akan menyampaikan selembar ilmu “ CINTA ” lagi, pada kalian. Semoga ilmu ini, dapat menambah pengetahuan kita, bermanfaat dalam aktivitas kehidupan kita, serta dapat kita amalkan. Aamiin… ^_^


Pada artikel Ana tentang “CINTA”, yang pernah diposting pada waktu yang lalu. Ana pernah membahas sedikit penjelasan, untuk makna “CINTA”. Sekarang, Ana akan membahasnya secara mendalam. Yuk kita mulai… ^_^ Selamat membaca… 
Menurut hadist Rasulullah SAW, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai’an katsura dzikruhu), kata Nabi, orang juga bisa diperbudak oleh cintanya (man ahabba syai’an fa huwa `abduhu). Kata Nabi juga, ciri dari cinta sejati ada tiga :
(1) lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain,
(2) lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain, dan
(3) lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan orang lain/diri sendiri.
Bagi orang yang telah jatuh cinta kepada Allah SWT, maka ia lebih suka berbicara dengan Allah SWT, dengan membaca firman-Nya, lebih suka bercengkerama dengan Allah SWT dalam I`tikaf, dan lebih suka mengikuti perintah Allah SWT daripada perintah yang lain.
 

Dalam Qur’an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya. ^_^
1. Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan “ngegemesin”. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.
2. Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih, meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Maka dari itu dalam al Qur’an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu bersilaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus, biasanya saling setia lahir batin dunia akhirat.
3. Cinta mail adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.
4. Cinta syaghaf adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur’an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.
5. Cinta ra’fah yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Al Qur’an menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (QS 24:2).
6. Cinta shobwah yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur’an menyebut term ini ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (QS 12:33)
7. Cinta syauq (rindu) Term ini bukan dari al Qur’an tetapi dari hadis yang menafsirkan al Qur’an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi.
8. Cinta kulfah yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positif meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur’an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha (QS 2:286)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, juga berpesan Ukhti. Bahwa…

“ Jangan pernah kau menyalahkan cinta, tapi salahkan mereka yang menyalahgunakan cinta hingga berbuat dosa ”. [astaghfirullaahu wa'atuubu ilaih]

Kawan…
Jika kamu belum siap melangkah lebih jauh dengan seseorang,
cukup cintai ia dalam diam. Karena diammu, adalah salah satu bukti cintamu padanya.

Dengan begitu, kau telah memuliakan dia, karena kamu tidak mengajaknya menjalin hubungan yang terlarang dan tak mau merusak kesucian serta penjagaan hatinya..

Dengan diammu, kau dapat memuliakan kesucian diri dan hatimu, menghindarkan dirimu dari hal-hal yang akan merusak izzah dan iffahmu.

Karena diammu bukti kesetiaanmu padanya.
Karena mungkin saja, orang yang kau cintai adalah juga orang yang telah Allah Subhanahu Wata’ala tetapkan untukmu. Ingatkah kalian Ukhty, tentang kisah Fatimah dan Ali Radhiyallahu ‘anhum ? Yang keduanya saling memendam apa yang mereka rasakan.
Tapi pada akhirnya mereka dipertemukan dalam ikatan suci nan indah.

Kawan…
Dalam diammu tersimpan sebuah
kekuatan.
Kekuatan harapan, kekuatan impian, hingga mungkin saja Allah akan membuat harapan dan impian itu menjadi nyata.

Dan cintamu yang diam itu dapat berbicara dalam kehidupan nyata.
Bukankah Allah tak akan pernah memutuskan harapan hamba yang berharap dan berdo’a pada-Nya ?

Dan jika memang ‘cinta dalam diammu’ itu tak memiliki kesempatan untuk berbicara di dunia nyata, biarkan ia tetap dalam diam. Iyaa… biarkan… karena Allah Ta’ala masih punya rencana dan ‘hadiah’ lain untukmu.

Jika dia memang bukan milikmu, melalui waktu akan menghapus ‘cinta dalam diammu’ itu dengan memberi rasa yang lebih indah, dan orang yang tepat oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Biarkan ‘cinta dalam diammu’ itu, menjadi memori tersendiri dan biarkan sudut hatimu menjadi rahasia antara kau dengan Sang Pemilik hatimu yaitu Allah Subhanahu Wata’ala.

Tata hatimu…
Sudahkah aku pantas untuk dia? Benar-benar pantas…???

Biarkanlah jiwamu terbang bebas menjalani semua niatmu, yang terpenting, kita perlu berbaik sangka selalu pada Allah Ta’ala.

Pasangan kita, adalah cerminan sosok yang hampir mirip dengan kita.

Cintamu pada orang yang kau cintai dan sayangi, titipkanlah.
Titipkanlah pada Allah Ta’alaa.
Sebab hanya Allah Ta’ala yang Maha Menjaga.

Dikala kau dan dia saling berjauhan.
Dikala kau dan dia saling memendam rindu, ingin bertemu.
Allah menjaga dengan menenangkan hatimu melalui dzikir dan tadabbur.
Cintamu pada orang yang sungguh-sungguh kau sayangi, adalah milik-Nya.

Yakinlah, Allah akan memberikan ganti yang lebih baik lagi atau mewujudkan mimpimu di kemudian hari. Bersabarlah dalam diammu. Karena tulang rusuk takkan tertukar apalagi tersasar.
Cintai dalam diam jika kau belum siap menjadi miliknya yang sah.

Cinta sahabat, yaitu Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra memang luar biasa indah.
Cinta  yang selalu terjaga kerahasiaannya dalam sikap, kata, maupun ekspresi. Hingga akhirnya Allah menyatukan mereka dalam sebuah ikatan suci pernikahan.

Konon karena teramat rahasianya, setan saja tidak tahu urusan cinta diantara keduanya.

Sudah lama Ali terpesona dan jatuh hati pada Fatimah, ia pernah tertohok dua kali saat Abu Bakar dan Ummar melamar Fatimah. Sementara dirinya  belum siap untuk melakukannya.

Namun kesabaran beliau berbuah manis, lamaran kedua orang sahabat yang sudah tidak diragukan lagi keshalihannya tersebut, ternyata ditolak oleh Rasulullah.

Hingga akhirnya Ali memberanikan diri, dan ternyata lamarannya yang mesti hanya bermodal baju besi diterima oleh Rasulullah.

Di sisi lain, Fatimah ternyata juga sudah lama memendam cintanya kepada Ali. Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari setelah keduanya menikah, Fatimah berkata kepada Ali,

" Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu, aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta kepada seorang pemuda dan aku ingin menikah dengannya".
Ali pun bertanya, mengapa Fatimah tak mau menikah dengan pemuda tersebut, dan apakah Fatimah menyesal menikah dengan Ali.
Sambil tersenyum Fatimah menjawab, "Pemuda itu adalah dirimu".

Ada Kisah lainnya juga nih Ukhti…

[Kutub Tarajim membenarkan kisah ini.] "Suatu saat Fatimah tidak makan berhari-hari karena tidak ada makanan, sehingga suaminya, Ali bin Abi Thalib, melihat mukanya pucat dan bertanya, "Mengapa engkau ini, wahai Fatimah, kok kelihatan pucat?"
Dia menjawab, "Saya sudah tiga hari belum makan, karena tidak ada makanan di rumah."
Ali menimpali, "Mengapa engkau tidak bilang kepadaku?"
Dia menjawab, "Ayahku, Rasulullah saw., menasehatiku di malam pengantin, jika Ali membawa makanan, maka makanlah. Bila tidak, maka kamu jangan meminta."
Subhanallah… Luar biasa bukan
 

Kutuliskan ini…
Untuk kalian, yang selalu melandaskan cinta karena-Nya…


Duhai Rabbi, sesungguhnya Engkaulah pemilik hati, yang menumbuhkan kerinduan dalam diriku untuk bertemu belahan jiwaku. Menciptakan kasih sayang di antara kami, agar tentram hidupku dan merasakan kebahagiaan atas indahnya ciptaan-Mu.

Duhai Rabbi, jika tak pernah cukup amalku membawaku ke surga-Mu. Berikanlah aku seorang imam yang akan mendo’akanku menjadi bidadari surganya, hingga do’anya menjadi salah satu alasan bagi-Mu mengisi salah satu surga-Mu dengan aku.

Duhai Rabbi, jika tak pernah mampu aku memberatkan timbangan amalku dengan ibadahku sendiri. Berikanlah aku seseorang yang membuatku mengabdikan diri kepadanya, sebagai bukti cintaku kepada-Mu. Agar ridhanya menjadi kunci bagiku membuka surga-Mu. Dan pengabdian padanya adalah ibadah mulia yang kulakukan atas nama cinta kepada-Mu.

Duhai Rabbi, andai itu semua tak layak untukku. Pertemukanlah aku dengan jiwa, baik yang kurindu itu, yang mengaitkan cintanya kepada-Mu. Hingga semakin kuat cintaku kepada-Mu, hingga kami berkumpul dalam naungan kasih sayang-Mu. Dan maafkan kami atas kesalahan kami yang pernah memburu cinta yang hadir tanpa-Mu. Yang datang tidak atas nama-Mu.

Dan biarkanlah kami menjadi hamba yang mengisi menara-menara langitmu. Yang Kau janjikan akan terisi dengan mereka yang saling mencintai karena-Mu.

Alhamdulillah… selesai deh bacanya. Semoga artikel Ana kali ini, yang membahas tentang makna “ CINTA “, dapat memberikan manfaat serta menambah pengetahuan kita.
Ukhti keep the spirit, for give you all the best ^_^
Berusahalah, untuk selalu menjadi lebih baik dan terbaik dalam meraih “ CINTA “ dan ridho-Nya… ^_^
We Can Get It…
Jazakillah Ukhtiii,,,
Wassalamu’alaikum Warahmatullah
Salam Cinta dari Ana…

FEBRIA MONICA “ Ukhti Febria “


24 komentar:

  1. Shukran ukhti ^_^ artikelnya bagus :)

    BalasHapus
  2. terima kasih ukhti
    artikelnya benar2 menarik (^-^)

    BalasHapus
  3. SubhannAllah..
    Terima kasih ilmunya Ukthi...

    BalasHapus
  4. Terimakasih ukhti, artikelnya sangat bermanfaat!

    BalasHapus
  5. masya allah,makasih ka hehe artikel bagus:)

    BalasHapus
  6. Subhanallah..bagus sekali..terima ksh..

    BalasHapus
  7. SubhanAllah... Alhamdulillah.. terimakasih Ukthi..

    BalasHapus
  8. SubhanAllah... Alhamdulillah.. terimakasih Ukthi..

    BalasHapus
  9. SubhannAllah..
    Terima kasih ilmunya Ukthi...

    BalasHapus
  10. Subhnallah ukhti, sangat bermanfaat :)

    BalasHapus
  11. Subhanallah ukhti .. Jazakillah :)

    BalasHapus
  12. jazakumullah khoiron ukhty....
    sangat menjawab kegundahan saya selama ini^_^

    BalasHapus
  13. MasyaAllah artikelnya bagus :)

    BalasHapus
  14. subbahanallah mengharukan skli

    BalasHapus
  15. Subbahanallah bagus ka artikelnya👏😊

    BalasHapus
  16. Makasihh,,,suka banget baca2 artikel islami begini^^

    BalasHapus
  17. Bagaimana jika hanya aku saja yg mencintainya dalam diam sedangkan dia menjalin kasih dengan wanita lain? Tolong bantuanya trima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apabila dia memang jodohmu maka suatu saat dia akan mencintaimu juga dan menjadi milikmu. Sabarlah menunggu

      Hapus
    2. Apabila dia memang jodohmu maka suatu saat dia akan mencintaimu juga dan menjadi milikmu. Sabarlah menunggu

      Hapus
  18. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus